Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat, yang bisa disebabkan oleh faktor alam, non-alam, maupun faktor manusia. Bencana dapat mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam mencakup peristiwa seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Sementara itu, bencana non-alam meliputi peristiwa yang disebabkan oleh faktor manusia atau teknologi, seperti kebakaran hutan, kecelakaan transportasi, kegagalan konstruksi, ledakan nuklir, dan pencemaran lingkungan. Bencana sosial berhubungan dengan konflik sosial antar kelompok masyarakat.
Peramalan bencana sering menggunakan analisis statistik untuk membuat skenario masa depan berdasarkan data historis. Metode algoritma prediktif, yang berbasiskan AI, membuat prediksi berdasarkan data historis yang terus menerus diperbarui. Model algoritmik ini belajar dari data yang masuk, sehingga prediksinya menjadi lebih akurat seiring waktu. Namun, untuk menghasilkan model yang efektif, diperlukan keterlibatan ilmuwan data untuk menerjemahkan temuan dan menerapkannya dalam konteks bisnis. Teknologi saat ini juga berperan penting dalam memprediksi bencana alam.
Sistem informasi kebencanaan adalah sistem yang mengintegrasikan prosedur, sumber daya manusia, data, dan teknologi informasi untuk mengelola informasi kebencanaan. Sistem ini mendukung proses penanggulangan bencana baik sebelum, selama, maupun setelah terjadinya bencana. Informasi kebencanaan disebarluaskan berdasarkan urgensi dan kebutuhan masyarakat. Tujuan utama sistem ini adalah mendiseminasikan pengetahuan dan informasi kebencanaan agar mudah diakses, serta berfungsi dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam situasi darurat.
Di Indonesia, meningkatnya kejadian bencana memerlukan koordinasi yang cepat dan efektif. Peran bantuan kemanusiaan internasional semakin penting, namun koordinasi yang kurang baik dapat menyebabkan tumpang tindih dan tidak mengatasi celah yang ada. Untuk meningkatkan koordinasi, BNPB telah membentuk 8 klaster nasional penanggulangan bencana, yaitu: Klaster Kesehatan, Klaster Pencarian dan Penyelamatan, Klaster Logistik, Klaster Pengungsian dan Perlindungan, Klaster Pendidikan, Klaster Sarana dan Prasarana, Klaster Ekonomi, dan Klaster Pemulihan Dini.
Analisis Multivariat adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengukur beberapa variabel secara bersamaan. Terdapat dua metode utama dalam analisis multivariat: Dependence Method, yang memprediksi variabel terikat berdasarkan variabel bebas, dan Interdependence Method, yang digunakan untuk pengelompokan berdasarkan karakteristik tertentu. Dalam Dependence Method terdapat beberapa jenis analisis, seperti Analisis Diskriminan Berganda dan Analisis Regresi Berganda.
Salah satu metode pengelompokan dalam analisis multivariat adalah Analisis Gerombol (Cluster), yang mengelompokkan observasi berdasarkan kemiripan karakteristik. Metode ini terbagi menjadi dua, yaitu metode hirarki dan non-hirarki. Metode hirarki mengelompokkan data secara bertahap hingga membentuk diagram pohon (dendogram), sementara metode non-hirarki, seperti k-means, digunakan untuk data besar dengan tujuan mempartisi data ke dalam beberapa gerombol.
Kegiatan “Dosen Tamu / Guest Lecture pada Mata Kuliah Data Warehouse/Data Mining” yang diikuti oleh mahasiswa Program Studi Teknik Informatika bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan, khususnya dalam pengembangan Program Studi Teknik Informatika. Narasumber dalam acara “Dosen Tamu / Guest Lecture pada Mata Kuliah Kecerdasan Buatan” Program Studi Teknik Informatika adalah Bapak Ony Prabowo, S.Kom., M.M.T., selaku praktisi dari INIXINDO Surabaya.